Misteri Kematian Adolf Hitler
Postingan
ini merupakan rangkuman dari buku Rahasia yang terkuak Hitler mati di
Indonesia karya Ir. KGPH. Soeryo Georitno, M.Sc demi memenuhi rasa
penasaran sahabat blogger saya Ely. Beberapa waktu yang lalu Ely
memposting tulisan
Mengunjungi rumah bekas Adolf Hitler
yang kemudian saya komentari jika Hitler mati di Indonesia. Karena
penasaran, Ely meminta saya menuliskan bukti-bukti kematian Hitler di
Indonesia.
Karena keterbatasan waktu, saya membagi tulisan dalam dua postingan,
yaitu beberapa versi kematian Hitler dan bukti-bukti Hitler di
Indonesia. Dalam tulisan yang kedua, saya akan banyak memuat foto-foto
koleksi pribadi sang penulis mengenai Adolf Hitler. Harapan saya
mudah-mudahan Ely dan teman-teman sabar menunggu postingan saya yang
kedua
Beberapa versi kematian Hitler
Foto sebelah kiri Hitler berumur 71 tahun dan sebelah kanan berusia 79 tahun
Dalam versi ini, Hitler disebutkan tewas bunuh diri dengan cara
menembak dirinya sendiri dan minum racun sianida pada 30 April 1945,
saat Jerman diduduki oleh Uni Soviet. Menurut kesaksian salah satu
perawat Hitler dan petinggi Nazi lainnya, Flegel, menjelang kejatuhan
Nazi, Hitler semakin gelisah dan paranoid.
Pada tanggal 29 April 1945, untuk terakhir kalinya Hitler keluar dari
kamar pribadinya didalam bunker. Wajahnya tampak semkin lusuh,
tangannya yang selalu bergetar disimpan di balik punggungnya, dan
tubuhnya semakin condong membungkuk ke depan.
Menurut Flegel, Hitler saat itu baru merayakan ulang tahun ke-56,
tapi wajahnya tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Kepada para
pembantu setianya, termasuk Flegel, Hitler mengucapkan selamat tinggal.
Dia menyalami semua orang yang telah sekian lama menemaninya di dalam
bunker. Hitler menanyakan satu sua pertanyaan singkat sebelum kembali ke
kamar pribadinya bersama Eva Braun, wanita yang dinikahi Hitler 40 jam
sebelum kematiannya.
Keesokkan harinya, sekitar pukul 15:30, terdengar tembakan dari kamar
Hitler. Sang Fuhrer bunuh diri setelah minum racun sianida. Hitler
menembak kepalanya, dan Eva Braun menghabisi nyawanya dengan minum racun
sianida.
Seorang pejabat tinggi dinas rahasia Rusia, KGB, mengklaim bahwa
Adolf Hitler mengakhiri hidupnya tidak dengan menembak dirinya, tetapi
dengan meminum racun sianida. Seperti yang dinyatakan oleh Letnan
Jenderal Vasily Khristofarov, staf arsip untuk dinas keamanan FSB
Rusia,”Paramedis militer Uni Soviet kala itu telah memastikan, bahwa
Hitler dan Eva Braun tewas setelah minum racun sianida pada 30 April
1945.
Terdapat sisa-sisa pecahan kapsul di mulut, dan aroma tajam kacang
almond pahit dari jasad Hitler dan Eva. Jika terbukti benar, klaim
pejabat KGB dapat meruntuhkan mitos Hitler menghabisi nyawanya dengan
menembak diri sendiri di dalam bunker. Selain itu, keaslian sebuah
pecahan tulang tengkorak yang diduga milik sang dictator yang disimpan
lembaga arsip Rusia diragukan keasliannya.
Analisis DNA telah dilakukan pada tulang tengkorak yang diduga milik
Hitler oleh peneliti Amerika. “Kami tahu tengkorak itu berhubungan
dengan seorang perempuan berusia antara 20 sampai 40 tahun,” kata ahli
arkeologi Nick Bellantoni dari Universitas Connecticut, AS, dikutip dari
Dailymail. Tulang itu kelihatan sangat tipis, sementara tulang
tengkorak laki-laki cenderung lebih kuat. Dan persambungan di mana
lempeng tengkorak itu menyatu, tampak berhubungan dengan seseorang yang
berusia kurang dari 40 tahun. Sedangkan Hitler pada April 1945 berusia
56 tahun.
Bellatoni mengatakan,”tengkorak itu tidak mungkin milik Braun, yang
berusia 33 tahun. Tidak ada laporan yang menyebutkan bahwa Eva Braun
menembak dirinya atau ditembak,”katanya.
Dengan adanya hasil tes DNA tersebut, berarti sejarah kematian Hitler kembali menjadi sebuah misteri.
Adolf Hitler dan Eva Braun yang ada di bungker adalah palsu
Pada awal tahun 1944, menurut laporan dari agen-agen rahasia Inggris
M15, Hitler selalu menggunakan orang lain untuk menyamar sebagai
dirinya. Hal tersebut pernah terbukti ketika pada bulan Juli tahun 1944,
saat itu Hitler dan Duber AS bertemu dan berbincang-bincang.
Pada bulan Oktober 1944, Hitler palsu berpidato di hadapan rakyat
jerman untuk memberi semangat. Suara yang berpidato tersebut berasal
dari suara asli hitler yang bersembunyi di dalam kamar di Reichstag,
sedangkan Hitler palsu hanya berpura-pura berpidato.
Tindakan untuk memalsukan diri ini bertujuan untuk keamanan Hitler
dari ancaman musuh. Hitler dan orang-orang terdekat seperti Heinz Linge,
Menpen Goebbels, Himmler, Goring dan pimpinan tertinggi Gestapo saja
yang mengetahui tentang Hitler palsu.
Bukti-bukti Hitler berada di Indonesia dan mati di Indonesia
Pernikahan dr Poch
Seperti yang ditulis di majalah Mangle, dalam stenografi Hitler yang
diberi judul “Kurze zeitliche Darstellung der personlinchen Belangungen
durc die Alliierten und lokalen “Autorintaten” in Salzburg 1946”,
menceritakan tentang kaburnya Hitler dari Salzburg ke Graz, menuju batas
Austria lalu ke Yugoslavia, selanjutnya ke Beograd, dari Beograd terus
ke Sarajewo. Kemudian dari Sarajevo menuju Roma sampai menerima paspor
dengan nomor 2624/51. Dengan paspor itulah Hitler masuk ke Indonesia.
Ada empat hal yang melatar belakangi Indonesia dipilih Hitler sebagai tempat persembunyian;
- Indonesia tidak memilki hubungan diplomatic dengan Israel. Tidak
adanya hubungan diplomatic antara Indonesia dan Israel menjadikan Israel
sulit untuk masuk ke Indonesia untuk menangkap Hitler. Para tokoh Nazi
yang bersembunyi di Amerika latin terbukti terendus keberadaannya oleh
agen Israel. Seperti Adolf Eichman misalnya, ia bersembunyi di Argentina
sejak tahun 1950 sampai 1960 dan diculik oleh orang Israel.
- Tahun 1940-an Indonesia masuk ke dunia Internasional, dan pada saat
itu pula Indonesia merupakan negara baru. Sebagai negara baru, tentu
struktur kenegaraan, pemerintahan, dan system birokrasi yang baru
memudahkannya masuk ke Indonesia.
- Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam yang anti Yahudi. Sikap
anti Yahudi ini sama dengan sikap politik pemerintahan Indonesia yang
anti Israel. Hal ini sama dengan sikap politik Hitler yang anti semit.
- Perang Dunia II telah usai, sementara Indonesia pada tahun 1949
merupakan satu-satunya negara yang masih perang melawan Sekutu (musuh
Hitler). Sehingga masih sangat terlihat bagaimana politik Bung karno
yang sangat anti Barat yang kemudian memisahkan diri dari dunia barat
dengan membentuk politik Non-Blok. Hal ini sangat menguntungkan Hitler
yang anti-bolsewisysteme.
Postingan
ini merupakan rangkuman dari buku Rahasia yang terkuak Hitler mati di
Indonesia karya Ir. KGPH. Soeryo Georitno, M.Sc demi memenuhi rasa
penasaran sahabat blogger saya Ely. Beberapa waktu yang lalu Ely
memposting tulisan
Mengunjungi rumah bekas Adolf Hitler
yang kemudian saya komentari jika Hitler mati di Indonesia. Karena
penasaran, Ely meminta saya menuliskan bukti-bukti kematian Hitler di
Indonesia.
Karena keterbatasan waktu, saya membagi tulisan dalam dua postingan,
yaitu beberapa versi kematian Hitler dan bukti-bukti Hitler di
Indonesia. Dalam tulisan yang kedua, saya akan banyak memuat foto-foto
koleksi pribadi sang penulis mengenai Adolf Hitler. Harapan saya
mudah-mudahan Ely dan teman-teman sabar menunggu postingan saya yang
kedua
Beberapa versi kematian Hitler
Foto sebelah kiri Hitler berumur 71 tahun dan sebelah kanan berusia 79 tahun
Dalam versi ini, Hitler disebutkan tewas bunuh diri dengan cara
menembak dirinya sendiri dan minum racun sianida pada 30 April 1945,
saat Jerman diduduki oleh Uni Soviet. Menurut kesaksian salah satu
perawat Hitler dan petinggi Nazi lainnya, Flegel, menjelang kejatuhan
Nazi, Hitler semakin gelisah dan paranoid.
Pada tanggal 29 April 1945, untuk terakhir kalinya Hitler keluar dari
kamar pribadinya didalam bunker. Wajahnya tampak semkin lusuh,
tangannya yang selalu bergetar disimpan di balik punggungnya, dan
tubuhnya semakin condong membungkuk ke depan.
Menurut Flegel, Hitler saat itu baru merayakan ulang tahun ke-56,
tapi wajahnya tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Kepada para
pembantu setianya, termasuk Flegel, Hitler mengucapkan selamat tinggal.
Dia menyalami semua orang yang telah sekian lama menemaninya di dalam
bunker. Hitler menanyakan satu sua pertanyaan singkat sebelum kembali ke
kamar pribadinya bersama Eva Braun, wanita yang dinikahi Hitler 40 jam
sebelum kematiannya.
Keesokkan harinya, sekitar pukul 15:30, terdengar tembakan dari kamar
Hitler. Sang Fuhrer bunuh diri setelah minum racun sianida. Hitler
menembak kepalanya, dan Eva Braun menghabisi nyawanya dengan minum racun
sianida.
Seorang pejabat tinggi dinas rahasia Rusia, KGB, mengklaim bahwa
Adolf Hitler mengakhiri hidupnya tidak dengan menembak dirinya, tetapi
dengan meminum racun sianida. Seperti yang dinyatakan oleh Letnan
Jenderal Vasily Khristofarov, staf arsip untuk dinas keamanan FSB
Rusia,”Paramedis militer Uni Soviet kala itu telah memastikan, bahwa
Hitler dan Eva Braun tewas setelah minum racun sianida pada 30 April
1945.
Terdapat sisa-sisa pecahan kapsul di mulut, dan aroma tajam kacang
almond pahit dari jasad Hitler dan Eva. Jika terbukti benar, klaim
pejabat KGB dapat meruntuhkan mitos Hitler menghabisi nyawanya dengan
menembak diri sendiri di dalam bunker. Selain itu, keaslian sebuah
pecahan tulang tengkorak yang diduga milik sang dictator yang disimpan
lembaga arsip Rusia diragukan keasliannya.
Analisis DNA telah dilakukan pada tulang tengkorak yang diduga milik
Hitler oleh peneliti Amerika. “Kami tahu tengkorak itu berhubungan
dengan seorang perempuan berusia antara 20 sampai 40 tahun,” kata ahli
arkeologi Nick Bellantoni dari Universitas Connecticut, AS, dikutip dari
Dailymail. Tulang itu kelihatan sangat tipis, sementara tulang
tengkorak laki-laki cenderung lebih kuat. Dan persambungan di mana
lempeng tengkorak itu menyatu, tampak berhubungan dengan seseorang yang
berusia kurang dari 40 tahun. Sedangkan Hitler pada April 1945 berusia
56 tahun.
Bellatoni mengatakan,”tengkorak itu tidak mungkin milik Braun, yang
berusia 33 tahun. Tidak ada laporan yang menyebutkan bahwa Eva Braun
menembak dirinya atau ditembak,”katanya.
Dengan adanya hasil tes DNA tersebut, berarti sejarah kematian Hitler kembali menjadi sebuah misteri.
Adolf Hitler dan Eva Braun yang ada di bungker adalah palsu
Pada awal tahun 1944, menurut laporan dari agen-agen rahasia Inggris
M15, Hitler selalu menggunakan orang lain untuk menyamar sebagai
dirinya. Hal tersebut pernah terbukti ketika pada bulan Juli tahun 1944,
saat itu Hitler dan Duber AS bertemu dan berbincang-bincang.
Pada bulan Oktober 1944, Hitler palsu berpidato di hadapan rakyat
jerman untuk memberi semangat. Suara yang berpidato tersebut berasal
dari suara asli hitler yang bersembunyi di dalam kamar di Reichstag,
sedangkan Hitler palsu hanya berpura-pura berpidato.
Tindakan untuk memalsukan diri ini bertujuan untuk keamanan Hitler
dari ancaman musuh. Hitler dan orang-orang terdekat seperti Heinz Linge,
Menpen Goebbels, Himmler, Goring dan pimpinan tertinggi Gestapo saja
yang mengetahui tentang Hitler palsu.
Bukti-bukti Hitler berada di Indonesia dan mati di Indonesia
Pernikahan dr Poch
Seperti yang ditulis di majalah Mangle, dalam stenografi Hitler yang
diberi judul “Kurze zeitliche Darstellung der personlinchen Belangungen
durc die Alliierten und lokalen “Autorintaten” in Salzburg 1946”,
menceritakan tentang kaburnya Hitler dari Salzburg ke Graz, menuju batas
Austria lalu ke Yugoslavia, selanjutnya ke Beograd, dari Beograd terus
ke Sarajewo. Kemudian dari Sarajevo menuju Roma sampai menerima paspor
dengan nomor 2624/51. Dengan paspor itulah Hitler masuk ke Indonesia.
Ada empat hal yang melatar belakangi Indonesia dipilih Hitler sebagai tempat persembunyian;
- Indonesia tidak memilki hubungan diplomatic dengan Israel. Tidak
adanya hubungan diplomatic antara Indonesia dan Israel menjadikan Israel
sulit untuk masuk ke Indonesia untuk menangkap Hitler. Para tokoh Nazi
yang bersembunyi di Amerika latin terbukti terendus keberadaannya oleh
agen Israel. Seperti Adolf Eichman misalnya, ia bersembunyi di Argentina
sejak tahun 1950 sampai 1960 dan diculik oleh orang Israel.
- Tahun 1940-an Indonesia masuk ke dunia Internasional, dan pada saat
itu pula Indonesia merupakan negara baru. Sebagai negara baru, tentu
struktur kenegaraan, pemerintahan, dan system birokrasi yang baru
memudahkannya masuk ke Indonesia.
- Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam yang anti Yahudi. Sikap
anti Yahudi ini sama dengan sikap politik pemerintahan Indonesia yang
anti Israel. Hal ini sama dengan sikap politik Hitler yang anti semit.
- Perang Dunia II telah usai, sementara Indonesia pada tahun 1949
merupakan satu-satunya negara yang masih perang melawan Sekutu (musuh
Hitler). Sehingga masih sangat terlihat bagaimana politik Bung karno
yang sangat anti Barat yang kemudian memisahkan diri dari dunia barat
dengan membentuk politik Non-Blok. Hal ini sangat menguntungkan Hitler
yang anti-bolsewisysteme.